Efektivitas adalah jangkauan usaha suatu program sebagai suatu sistem dengan sumber daya dan sarana tertentu untuk memenuhi tujuan dan sasarannya tanpa melumpuhkan cara dan sumber daya itu sserta tanpa memberi tekanan yang tidak wajar terhadap pelaksanaannya (Steers, 1985:87).
Efektivitas pada dasarnya mengacu pada sebuah keberhasilan atau pencapaian tujuan. Efektivitas merupakan salah satu dimensi dari produktivitas, yaitu mengarah kepada pencapaian unjuk kerja yang maksimal, yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu.
Efektivitas dapat pula diartikan sebagai suatu kondisi atau keadaan, dimana dalam memilih tujuan yang hendak dicapai dan sarana yang digunakan, serta kemampuan yang dimiliki adalah tepat, sehingga tujuan yang diinginkan dapat dicapai dengan hasil yang memuaskan (Martoyo, 1998:4).
Dari beberapa pendapat di atas mengenai efektivitas, dipahami bahwa efektivitas dalam proses suatu program yang tidak dapat mengabaikan target sasaran yang telah ditetapkan agar operasionalisasi untuk mencapai keberhasilan dari program yang dilaksaksanakan dapat tercapai dengan tetap memperhatikan segi kualitas yang diinginkan oleh program.
Dalam konsep efektivitas, unsur yang penting, yang pertama adalah pencapaian tujuan yang sesuai dengan apa yang telah disepakati secara maksimal, tujuan merupakan harapan yang dicita-citakan atau suatu kondisi tertentu yang ingin dicapai oleh serangkaian proses.
Steers mengemukakan bahwa efektivitas tersebut bersifat abstrak, oleh karena itu, hendaknya efektivitas tidak dipandang sebagai keadaan akhir akan tetapi merupakan proses yang berkesinambungan dan perlu dipahami bahwa komponen dalm suatu program saling berhubungan satu sama lain dan bagaimana berbagai komponen ini memperbesar kemungkinan berhasilnya program. Tiga dimensi utama dari proses efektivitas adalah:
a. Konsep Optimisasi Tujuan
Penggunaan konsep optimisasi tujuan terhadap efektivitas memungkinkan diakuinya secara eksplisit bahwa suatu program yang berbeda mengejar tujuan yang berbeda pula. Dengan demikian, nilai keberhasilan atau kegagalan relatif dari program tertentu harus ditentukan dengan membandingkan hasil-hasilnya dengan tujuan program. Jadi optimisasi adalah sarana pengimbang berbagai tujuan, sehingga setiap tujuan menerima cukup perhatian dan sumber daya selaras dengan tingkat kepentingannya. Efektivitas harus dinilai dari tujuan yang bisa dilaksanakan dalam arti sampai sejauh manakah tujuan bisa tercapai, bukan berdasarkan konsep tujuan maksimum.
b. Perspektif Sistem
Penggunaan perspektif sistem menekankan pentingnya arti interaksi dan memusatkan perhatiannya pada hubungan antara komponen, baik yang terlibat di dalam maupun di luarnya. Sementara komponen-komponen ini secara bersama-sama mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu program.
c. Tekanan Pada Tingkah Laku
Jika ingin mendapat gambaran lebih jelas mengenai faktor-faktor penentu efektivitas, maka yang harus daiamati adalah tingkah laku para pelaksananya. Dengan mengetahui dukungan dari pihak-pihak yang berkaitan dengan program tersebut terhadap sasaran dan tujuan yang hendak dicapai, serta tingkat usaha yang dilakukan oleh para pelaksananya, maka dapat diketahui sejauh manakah kontribusi mereka terhadap keberhasilan suatu program.
Efektivitas pada dasarnya mengacu pada sebuah keberhasilan atau pencapaian tujuan. Efektivitas merupakan salah satu dimensi dari produktivitas, yaitu mengarah kepada pencapaian unjuk kerja yang maksimal, yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu.
Efektivitas dapat pula diartikan sebagai suatu kondisi atau keadaan, dimana dalam memilih tujuan yang hendak dicapai dan sarana yang digunakan, serta kemampuan yang dimiliki adalah tepat, sehingga tujuan yang diinginkan dapat dicapai dengan hasil yang memuaskan (Martoyo, 1998:4).
Dari beberapa pendapat di atas mengenai efektivitas, dipahami bahwa efektivitas dalam proses suatu program yang tidak dapat mengabaikan target sasaran yang telah ditetapkan agar operasionalisasi untuk mencapai keberhasilan dari program yang dilaksaksanakan dapat tercapai dengan tetap memperhatikan segi kualitas yang diinginkan oleh program.
Dalam konsep efektivitas, unsur yang penting, yang pertama adalah pencapaian tujuan yang sesuai dengan apa yang telah disepakati secara maksimal, tujuan merupakan harapan yang dicita-citakan atau suatu kondisi tertentu yang ingin dicapai oleh serangkaian proses.
Steers mengemukakan bahwa efektivitas tersebut bersifat abstrak, oleh karena itu, hendaknya efektivitas tidak dipandang sebagai keadaan akhir akan tetapi merupakan proses yang berkesinambungan dan perlu dipahami bahwa komponen dalm suatu program saling berhubungan satu sama lain dan bagaimana berbagai komponen ini memperbesar kemungkinan berhasilnya program. Tiga dimensi utama dari proses efektivitas adalah:
a. Konsep Optimisasi Tujuan
Penggunaan konsep optimisasi tujuan terhadap efektivitas memungkinkan diakuinya secara eksplisit bahwa suatu program yang berbeda mengejar tujuan yang berbeda pula. Dengan demikian, nilai keberhasilan atau kegagalan relatif dari program tertentu harus ditentukan dengan membandingkan hasil-hasilnya dengan tujuan program. Jadi optimisasi adalah sarana pengimbang berbagai tujuan, sehingga setiap tujuan menerima cukup perhatian dan sumber daya selaras dengan tingkat kepentingannya. Efektivitas harus dinilai dari tujuan yang bisa dilaksanakan dalam arti sampai sejauh manakah tujuan bisa tercapai, bukan berdasarkan konsep tujuan maksimum.
b. Perspektif Sistem
Penggunaan perspektif sistem menekankan pentingnya arti interaksi dan memusatkan perhatiannya pada hubungan antara komponen, baik yang terlibat di dalam maupun di luarnya. Sementara komponen-komponen ini secara bersama-sama mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu program.
c. Tekanan Pada Tingkah Laku
Jika ingin mendapat gambaran lebih jelas mengenai faktor-faktor penentu efektivitas, maka yang harus daiamati adalah tingkah laku para pelaksananya. Dengan mengetahui dukungan dari pihak-pihak yang berkaitan dengan program tersebut terhadap sasaran dan tujuan yang hendak dicapai, serta tingkat usaha yang dilakukan oleh para pelaksananya, maka dapat diketahui sejauh manakah kontribusi mereka terhadap keberhasilan suatu program.